THE DARK AGES YANG SEBENARNYA TIDAK GELAP-GELAP AMAT

Salah satu masa atau zaman yang pernah dialami oleh bangsa Eropa adalah zaman yang disebut “The Dark Ages”. Zaman ini disebut juga Zaman Kegelapan, Abad Pertengahan, atau The Middle Ages. Meskipun identik dengan masa kegelapan atau keterpurukan kehidupan di Eropa, tapi sebenarnya zaman ini tidak gelap-gelap amat kok. Berikut beberapa alasan kenapa The Dark Ages di Eropa dianggap tidak terlalu gelap.



1. The idea of the “Dark Ages” came from later scholars who were heavily biased toward ancient Rome.

Jadi nama The Dark Ages ini diciptakan oleh ilmuwan Eropa yang masih terbayang-bayang oleh kehidupan Eropa ketika zaman Romawi Kuno. Sehingga ketika memasuki masa hilangnya kebudayan Romawi Kuno dan terjadi perubahan yang signifikan, maka dianggap suatu penurunan terhadap semua aspek kehidupan manusia di Eropa.


2. The Church replaced the Roman Empire as the most powerful force in Europe, redefining the relationship between church and state.

Meskipun Masa The Dark Ages identik dengan dominasi kekuasaan oleh Gereja, namun masih ada campur tangan dari Kerajaan Roman dimana sebagai salah satu kerajaan terkuat di Eropa.


3. The growth of monasticism had important implications for later Western values and attitudes.

Perkembangan sistem monarki atau kerajaan di Eropa ketika masa Tha Dark Ages ini membawa pengaruh terhadap kehidupan Eropa di masa selanjutnya. Jadi ada efek yang diperoleh dari masa The Dark Ages ini.


4. The Early Middle Ages were boom times for agriculture.

Ketika awal masa transisi memasuki masa The Dark Ages, masyarakat Eropa yang kebanyakan berprofesi sebagai petani mengalami suatu perubahan. Dimana mereka berusaha untuk mencari cara agar tanaman yang mereka tanam bisa tetap tumbuh subur. Hal ini menjadi sebuah pertanda bahwa sebenarnya mereka juga tetap berusaha untuk berkembang.


5. Great advances were made in science and math—in the Islamic world.

Meskipun kondisi di Eropa sedang terpuruk, namun di belahan dunia lain terjadi suatu perkembangan yang berlawanan arah dengan di Eropa. Seperti di Timur Tengah dimana ketika masa ini kehidupan masyarakatnya sedang mengalami puncak perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Nantinya ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh bangsa Islam ini akan mempengaruhi penemuan penemuan baru di Eropa.


6. The Carolingian Renaissance saw a flowering in the arts, literature, architecture and other cultural realms.

Adanya Carolingian Empire yang menganut agama Kristen membuat Eropa berusaha menyaingi perkembangan IPTEK yang ditemukan oleh bangsa Islam di Timur Tengah. Oleh karena itu bangsa Nasrani termotivasi untuk berusaha keras mengembangkan seni, literatur, arsitektur, dan kebudayan-kebudayaan lain yang mereka miliki. 


Itulah beberapa alasan kenapa beberapa ilmuwan menganggap bahwa ketika The Dark Ages sebenarnya masih ada sedikit sisi terangnya. Kemudian dari sisi terang inilah yang membawa perkembangan Eropa menjadi lebih baik.


Untuk mengetahui hal-hal terkait dengan The Dark Ages dan perkembangan Eropa setelah itu, bisa mengunjungi youtube berikut: 


Sumber: Pruitt, S. 2016. 6 Reasons the Dark Ages Weren’t So Dark (https://www.history.com/news/6-reasons-the-dark-ages-werent-so-dark) diakses pada tanggal 6 Januari 2022


Comments